FORUM KMMTP UGM
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

NASEHAT UNTUK PEMUDA YANG BELUM LEWAT MASA MUDANYA

Go down

NASEHAT UNTUK PEMUDA YANG BELUM LEWAT MASA MUDANYA Empty NASEHAT UNTUK PEMUDA YANG BELUM LEWAT MASA MUDANYA

Post  ali Fri 02 Jul 2010, 7:32 pm

NASEHAT UNTUK PEMUDA YANG BELUM LEWAT MASA MUDANYA Recite-quran
Sebagian orang mengatakan, “Kecil dimanja, muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga”. Inilah guyonan yang perlu dipertanyakan, bagaimana mungkin jika waktu muda dihabiskan untuk foya-foya tanpa amalan sholeh lalu mati bisa masuk surga? Bukankah itu suatu hal yang mustahil.
Hidup di Dunia Hanya Sementara

Rasulullah SAW pernah menasehati Ibnu Umar tatkala berusia muda (sekitar 12 tahun). Beliau bersabda : “Hiduplah engkau di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau pengembara.” (HR. Bukhari)
Dalam hadist lainnya Rasulullah SAW bersabda : “Apa peduliku dengan dunia?! Tidaklah aku tinggal di dunia melainkan seperti musafir yang berteduh di bawah pohon dan beristirahat, lalu musafir tersebut meninggalkannya.” (HR. Tarmidzi)

Khalifah Ali bin Abi Tholib RA. juga memberi petuah kepada kita, “Dunia itu akan pergi menjauh. Sedangkan akhirat akan mendekat. Dunia dan akhirat tersebut memiliki anak. Jadilah anak-anak akhirat dan janganlah kalian menjadi anak-anak dunia. Hari ini (di dunia) adalah hari untuk beramal dan bukan hari perhitungan (hisab), sedangkan besok (di akhirat) adalah hari perhitungan (hisab) dan bukan hari beramal.” (HR. Bukhari secara mu’alaq).
Manfaatkan Waktu Muda Sebelum Datang Waktu Tua


Lakukan lima hal sebelum datang lima hal. Dari Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda : ”Manfaatkan lima perkara sebelum datang lima perkara : [1] Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, [2] Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, [3] Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, [4] Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, [5] Hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Al Hakim)

Seseorang baru ingat kalau dia diberi nikmat sehat ketika dia merasakan sakit. Dia baru ingat diberi kekayaan setelah jatuh miskin. Dia baru ingat memiliki waktu semangat untuk beramal di masa muda setelah dia nanti berada di usia senja yang sulit untuk beramal. Penyesalan tidak ada gunanya lagi jika seseorang hanya melewati msa mudanya tersebut dengan sia-sia. Seperti kata Al Munawi, “Lima hal ini (waktu muda, masa sehat, masa luang, masa kaya, dan waktu ketika hidup) barulah seseorang mengetahui nilainya setelah kelima hal tersebut hilang.” (At Tafsir Bi Syarh al jami’ Ash Shogir). Oleh karena itu mari kita manfaatkan lima perkara tersebut untuk hal kebaikan atau yang bermanfaat baik untuk diri kita maupun orang lain.
Beramal di Waktu Muda Akan Bermanfaat di Waktu Tua

Dalam surat At-Tin, Allah SWT telah bersumpah dengan tiga tempat diutusnya para Nabi Ulul Azmi yaitu di Baitul Maqdis tempat diutusnya Nabi Isa AS, Bukit Sinai tempat Allah berbicara langsung dengan Nabi Musa AS, dan Negeri Mekkah tempat diutusnya Nabi Muhammad SAW. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an :

4. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .5. kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka),6. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya. (QS. At-Tin : 4-6)
An Nako’i mengatakan, “Jika seseorang mukmin berada di usia sanja dan pada saat itui sangat sulit beramal, maka akan dicatat untuknya pahala sebagaimana amal yang dulu dilakukan pada saat muda .“Subhanallah, inilah yang dimaksud dengan firman Allah dalam surat At-Tin diatas, “Bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.”
Agar Waktu Muda Bermanfaat“Awali Setiap Amalan Dengan Ilmu”

Setelah kita mengetahui pentingnya beramal diwaktu muda, untuk mengawali amalan tersebut hendaklah setiap orang mengawalinya dengan ilmu. Mu’adz bin Jabal mengatakan, “Ilmu adalah pemimpin amal dan amalan itu berada dibelakang setelah adanya ilmu.”(Al Amru bil Ma’ruf wan Nahyu ‘anil Mungkar)
Al Bukhari berkata, “Al ‘Ilmu Qablal Qouli wal ‘Amali (Ilmu sebelum berkata dan berbuat).” Perkataan ini merupakan kesimpulan dari Firman Allah Ta’ala :
19. Maka ilmuilah (ketahuilah), bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, Tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal.(QS. Muhammad : 19)
“Keutamaan Ilmu Agama”Pertama, Allah akan meninggikan derajat orang yang berilmu di dunia dan di akhirat.

Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an :

11. Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Mujadalah : 11)
Kedua, seseorang yang berilmu adalah cahaya yang banyak dimanfaatkan manusia untuk urusan agama dan dunia mereka.

Dalilnya, satu hadits yang sangat terkenal bagi kita, kisah seorang laki-laki dari Bani Israil yang membunuh 99 orang. Kemudian dia ingin bertaubat dan dia bertanya kepada seorang ahli ibadah. “Apakah ada pintu taubat untukku?”. Kemudian si ahli ibadah mengatakan tidak karena dia telah membunuh 99 orang. Maka dibunuhlah ahli ibadah tersebut sehingga genap 100 orang. Karena dia masih ingin bertaubat lagi maka dia bertanya pada ulama, “Apakah masih ada pintu taubat untukku?”. Maka ulama tersebut mengatakan bahwa masih ada pintu taubat untuknya dan tidak ada satupun yang menghalangi dirinya untuk bertaubat. Kemudian ulama tersebut menyuruhnya untuk berpindah ke sebuah negeri yang penduduknya merupakan orang shalih, karena kampung yang dia tinggali sekarang penuh dengan kerusakan. Oleh karena itu dia menuruti kata ulama tersebut, saat di tengah perjalanan dia sudah dijemput kematian.(HR. Bukhari dan Muslim). Begitulah perbedaan antara ahli ibadah dengan ahli ilmu.
Ketiga, ilmu bagaikan air yang menyuburkan tanah dan menumbuhkan tanaman.

Rasulullah Saw bersabda : “Pemisalan petunjuk dan ilmu yang Allah mengutusku dengannya adalah bagai ghaits* yang mengenai tanah. Maka ada tanah yang baik, yang bisa menyerap air sehingga menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rerumputan yang banuyak. Diantaranya juga ada tanah yang ajadib**, maka dengan genangan air tersebut Allah memberi manfaat untuk banyak orang, sehingga manusia dapat mengambil air minum dari tanah ini. Lalu manusia dapat memberi minum untuk hewan ternaknya, dan manusia dapat mengairi tanah pertaniannya. Jenis tanah ketiga adalah tanah qi’an***. Inilah pemisalan orang yang memahami agama Allah, bermanfaat baginya ajaran yang dia mengajarkan kepada orang lain. Dan demikianlah orang yang tidak mengangkat kepalanya terhadap wahyu, dia tidak mau menerima petunjuk yang Allah mengutusku untuk membawanya.” (HR. Bukhari)Keterangan : *(ghaits adalah hujan yang bermanfaat sehingga bisa menumbuhkan tumbuh-tumbuhan. Bukan merupakan hujan yang rintik-rintik maupun yang besar yang dapat menimbulkan banjir).**(ajadib adalah tanah yang bisa air tercurah kepadanya, namun air tidak bisa meresap kedalamnya. Tanah ini bisa menampung ghaits(hujan) dan menimbulkan genangan air diatasnya).***(qi’an seperti pasir, yaitu tanah yang air tercurah kepadanya, namun tidak dapat meresap masuk kedalamnya, tidak pula dapat menahan air agar berada diatasnya sehingga tidak dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan).

Ilmu Yang Wajib Dipelajari dalam Agama

Ilmu yang wajib dipelajari bagi manusia adalah ilmu yang menuntut untuk diamalkan saat itu, adapun ketika amalan tersebut belum tertuntut untuk diamalkan maka belum wajib untuk dipelajari. Jadi ilmu mengenai tauhid, mengenai dua kalimat syahadat, mengenai keimanan, adalah ilmu yang wajib dipelajari ketika seseorang menjadi muslim, karena ilmu ini adalah dasar yang harus diketahui. Kemudian ilmu mengenai shalat, hal-hal yang berkaitan dengan shalat seperti bersuci dan lainnya merupakan ilmu berikutnya yang harus dipelajari. Kemudian ilmu tentang hal-hal yang halal dan haram, ilmu tentang muamalah dan seterusnya.

Muh. Abdul Tausikal, ST (FKIM Yogyakarta) Very Happy
ali
ali
Jr. Member
Jr. Member

Jumlah posting : 42
Join date : 26.06.10
Age : 34
Lokasi : Karang Malang, Yogyakarta

http://masalimaruf.blogspot.com

Kembali Ke Atas Go down

Kembali Ke Atas

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik